Bahwa saat kita memberi, kita akan menerima. Tidak berarti tunai kita akan mendapatkan hal yang serupa, tetapi bisa jadi kebaikan yang berbeda.
Saat kita menolong orang lain, sebenarnya kita sedang menolong diri kita sendiri. Bukan berharap balasan pertolongan dari orang yang sama. Jika hanya dari mereka, lalu bagaimana nasib kita jika berada di tempat yang tak ada orang pernah mendapat pertolongan dari kita ?
Jadi ... tanpa kita sadari, sebenarnya apa yang kita lakukan untuk orang
lain, sebenarnya kita sedang melakukan untuk diri kita sendiri. Coba Anda bayangkan ? Benar kan ?
Pepatah itu sangat akrab, namun mengapa masih banyak orang lebih berbahagia menerima daripada memberi ? Lebih suka ditolong daripada menolong ? Segalanya berpusat pada kepentingan dirinya, atau keluh kesah dirinya ?
Merasa kurang dihargai, merasa kurang diperhatikan, merasa tidak ada yang mengerti, merasa tidak ada yg mau membantu. Mengapa tidak dibalik ? Merasa kurang menghargai, merasa kurang memberi perhatian, dst.
Pernah baca ilustrasi menarik ini ?
Seorang yang buta sedang berjalan dengan tongkatnya di malam hari. Tangan kanannya memegang tongkat dan tangan kirinya membawa lampu.
Yang melihat menjadi heran dan bertanya,
"Mengapa Anda berjalan membawa lampu ?"
Orang buta itu menjawab, "Sebagai penerangan".
"Tetapi, bukankah Anda buta & tetap tidak bisa melihat jalan meski ada lampu penerangan ?"
Orang buta itu tersenyum sambil menjawab, "Meski saya tidak bisa melihat, orang lain melihatnya. Selain membuat jalanan menjadi terang, hal ini juga menghindarkan orang lain menabrak saya"
Ilustrasi ini saya dapat dari Broadcast. Sangat mengena. Menyadarkan kita bahwa saat kita berbuat sesuatu untuk orang lain, sebenarnya kita sedang berbuat untuk diri kita pribadi.
Mari perbanyak berbuat kebaikan untuk orang banyak. Siapa yang menanam, dia akan menuai.
Source :Status teman fesbuk https://www.facebook.com/daunkering.terserak?fref=nf
Pepatah itu sangat akrab, namun mengapa masih banyak orang lebih berbahagia menerima daripada memberi ? Lebih suka ditolong daripada menolong ? Segalanya berpusat pada kepentingan dirinya, atau keluh kesah dirinya ?
Merasa kurang dihargai, merasa kurang diperhatikan, merasa tidak ada yang mengerti, merasa tidak ada yg mau membantu. Mengapa tidak dibalik ? Merasa kurang menghargai, merasa kurang memberi perhatian, dst.
Pernah baca ilustrasi menarik ini ?
Seorang yang buta sedang berjalan dengan tongkatnya di malam hari. Tangan kanannya memegang tongkat dan tangan kirinya membawa lampu.
Yang melihat menjadi heran dan bertanya,
"Mengapa Anda berjalan membawa lampu ?"
Orang buta itu menjawab, "Sebagai penerangan".
"Tetapi, bukankah Anda buta & tetap tidak bisa melihat jalan meski ada lampu penerangan ?"
Orang buta itu tersenyum sambil menjawab, "Meski saya tidak bisa melihat, orang lain melihatnya. Selain membuat jalanan menjadi terang, hal ini juga menghindarkan orang lain menabrak saya"
Ilustrasi ini saya dapat dari Broadcast. Sangat mengena. Menyadarkan kita bahwa saat kita berbuat sesuatu untuk orang lain, sebenarnya kita sedang berbuat untuk diri kita pribadi.
Mari perbanyak berbuat kebaikan untuk orang banyak. Siapa yang menanam, dia akan menuai.
Source :Status teman fesbuk https://www.facebook.com/daunkering.terserak?fref=nf
Belum ada tanggapan untuk "SIAPA MENANAM, DIA MENUAI"
Posting Komentar